Rabu, 17 November 2010

WALI SONGO "SUNAN AMPEL"

RADEN RAHMAT atau yang lebih dikenal dengan sebutan SUNAN AMPEL, adalah terkenal sebagai salah seorang
wali yang telah ikut pula menegakkan agama Islam, untuk memulai
usahanya, maka Raden Rahmat membuka
pondok pesantran di Ampeldenta di
Surabaya,di tempat
inilah hendak dididiknya
para pemuda-pemuda
islam sebagai kader yang terdidik, untuk
kemudian disebarkan
keberbagai tempat diseluruh pulai jawa.


Seperti kita ketahui Raden Paku yang
kemudian dikenal
dengan sebutan Sunan Giri, Raden Patah yang
kemudian menjadi
Sultan pertama dari kerajaan Islam di
Bintoro Demak, Raden Makdum Ibrahim
(puteranya sendiri) yang
belakangan dikenal dengan dengan sebutan
Sunan Bonang,
Syarifuddin (puteranya
sendiri) yang kemudian dikenal dengan sebutan
Sunan Drajat, Maulana Ishak yang pernah
diutus ke daerah
Blambangan untuk meng-Islam-kan rakyat
disana.
Dan bukan menjadi
rahasia lagi, bahwa
Raden Rahmat atau
Sunan Ampel yang
menjadi perencana dari
kerajaan islam pertama
di jawa yang beribu
kota di Bintoro Demak,
dengan mengangkat
Raden Patah sebagai
Sultannya yang
pertama.
Negara baru di
Demak itu adalah hasil
rencana dari Sunan
Ampel. Inilah jasa beliau
yang besar. Semasa
hidupnya beliau ikut pula
mendirikan Masjid
Agung demak yang
dibangun kira-kira pada
tahun Saka 1401 atau
kira-kira bertepatan
dengan tahun Masehi
1479.

Akan tetapi ada pula
yang berpendapat
bahwa berdirinya masjid
Demak adalah
berdasarkan
candrasengkala yang
berbunyi : "Kori Trus
Gunaning Janmi" yang
artinya adalah tahun
Saka 1399 atau
bertepatan dengan
tahun 1477 M.

Adapun berdirinya
kerajaan Bintoro Demak
bersengkala "Geni Mati
Siniram Janmi", yang
artinya api mati disiram
orang.
Bagaimana pendapat
sunan ampel terhadap
berbagai masalah
kepercayaan dan adat
istiadat masyarakat
kiranya dapatlah kita
ketahui dari hasil pada
pemusyawaratan para
wali. Pada waktu Sunan
Kalijaga mengusulkan
agar adat istiadat Jawa
seperti selamatan,
bersesaji itu dimasuki
rasa ke-Islam-an, maka
sunan ampel pun
bertanyalah :
"Apakah tidak
mengkhawatirkan
dikemudian hari ?
bahwa adat isitadat
dan upacara upacara
lama itu nanti akan
dianggap sebagai ajaran
islam, sebab kalau
demikian nanti apakah
hal ini tidak akan
menjadikan bid'ah?".
Pertanyaan sunan
ampel ini kemudian
dijawab oleh sunan
Kudus sbb :
"Saya setuju dengan
pendapatnya Sunan
Kalijaga, sebab menurut
pelajaran agama Budha
itu ada persamaannya
dengan ajaran Islam,
yaitu orang kaya harus
menolong kepada fakir
miskin. Adapun
mengenai kekhawatiran
tuan, saya mempunyai
keyakinan bahwa
dikemudian hari akan
ada orang Islam yang akan
menyempurnakannya".

Raden Rakhmat
dilahirkan kira-kira
dalam tahun 1401 M, di
Champa, sebagai putera
dari raja Champa.
mengenai nama
Champa ini berselisih
para ahli sejarah. Kalau
menurut Encyclopedia
Van Nederlandesh Indie,
Champa ini suatu negeri kecil yang terletak di
Kamboja. akan tetapi Raffles, mengatakan
bahwa champa itu
bukan di kamboja,
tetapi terletak di Aceh
(Sumatera) yang
sekarang bernama : Jeumpa.

Hal ini besar
kemungkinan,
mengingat bahwa Aceh
dalam sejarah terkenal
sebagai daerah pertama
di Indonesia yang
memeluk agama Islam.
menurut riwayat
dikatakan, bahwa
Sunan Ampel adalah
putera dari Ibrahim
Asmarakandi yang
dikatakan berasal dari Champa dan menjadi raja di sana. kemudian
wafat pada tahun 1425 M, serta dimakamkan di
Tuban.

Sunan Ampel kemudian
kawin dengan putri Tuban bernama Nyai
Ageng Manila, dari
perkawinannya ini beliau
memperoleh 4 orang putra: Putri Nyai Ageng
Maloka, Maulana
Makdum Ibrahim (Sunan
Bonang), Syarifuddin
(Sunan Drajat), Putri Istri Sunan Kalijaga.

Pada waktu kerajaan
Islam Demak berdiri,Sunan Ampel juga yang
mengangkat serta
menetapkan Raden Patah yang
berkedudukan di desa Glagah Wangi yang kemudian bertukar nama menjadi Bintoro
Demak, sebagai Sultan
pertama dengan gelar: Sultan Alam Akbar Al Fatah.
Adapun kota
demak letaknya
disebelah selatan kota Kudus, jarak 25 km jauhnya. Itulah sedikit
mengenai diri dan
perjuangan Sunan
Ampel.